Suatu ketika, ada lomba mobil balap mainan di sebuah sekolah. Suasana perlombaan itu sungguh meriah, sebab ini adalah babak final. Pesertanya hanya tersisa 3 orang. Mereka pun memamerkan setiap mobil mainan yang akan dilombakan. Semuanya buatan sendiri, dan begitulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Bedu. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 3 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Bedu-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Tibalah saat yang dinantikan, final kejuaraan mobil balap mainan.
Setiap anak mulai bersiap di garis start untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Namun sesaat kemudian, Bedu meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam dengan tangan yang bertangkup di depan dada. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!"
Dor! Tanda perlombaan telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobil favoritnya masing-masing. "Ayo, ayo.....", begitu teriak mereka.
Akhirnya, sang pemenang harus ditentukan. Bendera finish pun telah terlambai. Dan, Bedu-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Bedu. Ia berucap dan berkomat-kamit lagi dalam hati, "Terima kasih Tuhan."
Saat pembagian piala tiba, Bedu maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya, "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, kan?"
Bedu terdiam. "Bukan Pak. Bukan itu yang aku panjatkan," kata Bedu. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya tak adil meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. Aku hanya memohon pada Tuhan supaya aku tak menangis jika aku kalah."
Semua yang hadir terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.
Pelajaran dari cerita di atas :
Kita sering meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, dan menjadi pemenang di setiap kesempatan. Terlalu sering juga kita berdoa pada Tuhan untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuhkan sebenarnya hanyalah bimbingan, tuntunan, dan panduanNya agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua.
Keep sabar and syukur.. ^_^
0 Komentar
Give me your comment, please...