Sebuah Nama Sebuah Cerita

Namanya Radith.
Aku tidak pernah tahu mengapa aku sampai segila ini memikirkannya.
Awalnya juga bisa menyukainya, akupun tak pernah tahu.
Yang aku tahu, tahu-tahu sekarang aku sudah sangat merinduinya.

Yah, Radith.
Orangnya tinggi, jauh melebihi tinggiku, mungkin sama dengan Kyuhyun Super Junior idolaku itu.
Hanif, menurutku.
Wajahnya teduh, dan enak untuk dipandang.
Dia selalu mengatakan bahwa dirinya ganteng. Yah, itu tak dapat kupungkiri.
Orangnya tenang.
Terkadang bijak.
Terkadangpun juga humoris.
Aku senang jika melihatnya berpakaian rapi, dengan celana jeans dan baju kaos ngepasnya, seakan dia adalah pria yang paling tampan di mataku.

Dia, yang ku tahu, selalu menjadi ketua bagian kerohanian.
Yah, dia memang sholeh ku lihat.
Sekali lagi ini yang hanya terlihat pada mataku.
Walau sebenarnya, akupun tak pernah tau sebanyak apa hafalan Al-Qur'annya, akupun tak pernah mendengar suara merdunya kala menjadi imam sholat. Aku tak pernah tahu.

Dia, yang selalu berkata lembut ketika berbicara denganku.
Aku selalu senang, jika ia memanggilku,..
"Nin,.."
Atau, ketika dia menyebut namakuu..
"Ga jadi Nin,.."

Dia juga sangat gentleman, menurutku.
Beberapa berinteraksi dengannya kala mengurus urusan bersama-sama dulu. Dia selalu saja membuatku terkagum.
Entah itu dari kata-katanya.
Ataupun dari tingkah dan sikapnya yang selalu mengutamakanku.

Mungkin, itulah sebabnya, kali ini aku jatuh cinta padanya.
Dia, orang pertama yang membuatku nyaman.
Orang pertama yang membuatku menjadi diriku sendiri.
Orang pertama yang berbagi cerita denganku atas kegalauan skripsiku.
Dan, dia juga, yang selalu mengerti apa maksud dari setiap kicauanku.

Yah, dia, namanya Radith.
Orang yang selalu membuat jantungku berdebar.
Yang sapaannya selalu ku tunggu.
Yang namanya, selalu saja membuatku dadaku sesak pabila disebutkan.
Yang wajahnya selalu ku cari di foto kenangan kuliah dulu.
Yang senyumnya, selalu terbayang di pelupuk mataku.
Yang suaranya saat memanggilku, selalu membuatku merinduinya.

Yah, dia, Radith, suamiku.

0 Komentar