Kisah Tak Berjudul


Tanpa terasa, 1 minggu sudah berlalu sejak aku tahu kenyataan itu.
Waktu berjalan sangat lambat.
Ingin rasanya aku berteriak pada dunia tentang bagaimana kecewanya hatiku.
Tapi aku tahu, aku kecewa, bukan karna kesalahanmu. Tapi kesalahanku.
Aku terlalu berharap lebih padamu.
Maka, kuurungkan niatku.

Aku kembali pada rutinitasku seperti sebelumnya. Masih sama. Seperti sebelum bahkan saat bersamamu.
Kenyataannya, bayangmu masih selalu menghantuiku.
Namun kini, ku coba untuk mengikhlaskan.

Segalanya menjadi nampak terang saat aku tak lagi melihatmu sebagai sosok yang sempurna.
Betapa bodohnya diriku yang sempat terlarut dalam lautan perhatianmu.
Sekarang aku menyadari, aku hanya terbuai.
Ya, terbuai dengan perhatianmu.
Karna kamu, adalah orang pertama yang berhasil mencuri hati dan perhatianku.

Lambat laun, aku mulai mengerti.
Bahwa cinta, tak harus memiliki.
Bahwa cinta, tak harus menerima.
Segala hal yang telah aku berikan padamu, aku ikhlaskan...
Walau aku tau jalannya yang salah, semoga Allah mencatatnya sebagai sebuah pemberian yang tulus.

Apa kamu ingat tentang kado ulang tahunmu yg jelek itu?
Sebuah kartu ucapan warna kuning dg tempelan sana sini bak kerjaan anak TK.
Tidak ada yang tahu bagaimana perasaanku saat membuat itu... tentu saja, kecuali aku, dan Tuhanku.
Aku terbangun jam 1 malam....
Memikirkan ide untuk membuat sebuah kartu ucapan spesial, hanya untukmu.
Berbekal pengetahuan singkat tentang crafting, dan itulah hasilku.
Crafting pertama buatanku. Untukmu. Entah bagaimana perasaanmu menerimanya. Tapi aku tau, itu sangat jelek.
Namun, sekarang, aku sudah mulai belajar lagi. Walau aku tau, mungkin aku tak akan pernah lagi membuatkannya untukmu.

Banyak hal melintas dalam pikiranku.
Sejak tau kenyataan itu, membuatku semakin berpikir.
Mungkin, cara yg ku lalui selama ini salah.
Mungkin, aku terlalu mencintaimu, hingga Allah cemburu dan memberikanku kenyataan pahit itu.

Akhirnya, aku putuskan untuk berdamai saja dengan waktu.
Mencoba menghilangkan semua pikiranku tentangmu.
Seperti katamu di chat dulu, ngapain mikirin kamu, toh kamu belum tentu mikirin aku, bukan?

Tapi, hatiku ternyata sesetia ini.
Aku sendiri tak menyangka.
Bahkan, sudah senyesek ini, batinku selalu mendoakanmu.
Mendoakan kebaikanmu.
Semoga apa yang kau inginkan tercapai.
Seperti yang aku katakan pada bantal wajahmu itu, "Whatever yo are, be a good one".

Biarkan hatiku disini terobati sendiri seiring berjalannya waktu.
Biarkan waktu semua yang akan menjawab.
Dan, biarkan kisah ini tetap menjadi kisah yang tak berjudul di antara kita.

Lagu ini, mewakili perasaanku untukmu...

2 Komentar

Give me your comment, please...